Festival Demokrasi Damai, Ekspresi Tanpa Batas dan Launching Sekolah Energi Bersih

Penyerahan solar panel secara simbolis ke pemilik Pesantren Darul Ulum Desa Sei Siur, Kecamatan Pangkalan Susu.

Medan – Festival Demokrasi Damai dengan tema “Ekspresi Tanpa Batas” telah sukses diselenggarakan, sebuah kegiatan yang membawa nuansa baru bagi perjuangan keadilan iklim, khususnya di Kota Medan.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 11-13 Juli 2024 ini menyoroti pentingnya kebebasan berekspresi dalam menyuarakan isu lingkungan dan keadilan iklim. Selama kegiatan ini, Yayasan Srikandi Lestari membuka donasi melalui penjualan baju, tumbler, dan lukisan yang nantinya hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk pembelian solar panel.

banner 325x300

Festival yang dihadiri oleh pelajar, mahasiswa, lembaga pemerintahan, berbagai NGO, jurnalis, dan masyarakat umum diisi dengan berbagai kegiatan seni seperti musikalisasi puisi, menyanyi, konferensi pers, dan dialog publik  yang membahas tentang kebebasan berekspresi dan berpendapat dalam mewujudkan keadilan iklim.

Acara diakhiri dengan dialog public dan launching sekolah energi bersih dengan penyerahan secara simbolis panel surya kepada Sekolah Pesantren Darul Ulum Tafis Quran yang terdampak langsung oleh keberadaan PLTU batubara Pangkalan Susu.

Mita dan Khadijah, seorang warga Pangkalan Susu, menyatakan bahwa PLTU batubara telah merusak lingkungan dan kesehatan mereka. Dengan adanya panel surya di pesantren ini, masyarakat merasa ada harapan baru untuk masa depan yang lebih baik dan lebih bersih. Mereka sangat mengapresiasi inisiatif ini dan berharap lebih banyak komunitas yang mendapatkan manfaat serupa.

Ustadz Dayat, pimpinan pesantren juga sangat bersyukur dan berterima kasih atas donasi panel surya tersebut. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren memiliki tanggung jawab untuk memberikan teladan yang baik kepada para santrinya.

Ustadz Dayat berharap, langkah ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk peduli terhadap lingkungan dan beralih ke energi terbarukan. Beliau juga menegaskan bahwa menjaga dan melindungi lingkungan merupakan amanah dari Nabi Muhammad SAW.

Mimi Surbakti dari Yayasan Srikandi Lestari menegaskan bahwa festival ini membuktikan kolaborasi antara masyarakat, aktivis, dan lembaga pendidikan untuk bisa menghasilkan perubahan yang nyata. Ia mengatakan bahwa pemilihan Pesantren di Pangkalan Susu sebagai penerima panel surya merupakan langkah konkret dalam mendukung transisi energi bersih di Sumatera Utara.

Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada batubara, tetapi juga untuk mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya energi terbarukan. Pihaknya juga ingin mengkampanyekan “kembali ke alam”, menikmati yang sudah diberikan Tuhan, serta melindungi bumi dan lingkungan agar terhindar dari krisis iklim. “Kalau mau hidup di kemudian maka berbuatlah ekstrim untuk bumi ini”, tutup Mimi.

Aji Surya Abdi, ketua dari Keadilan Iklim Indonesia mengutarakan bahwa penggunakan panel surya di pesantren memberikan harapan bahwa generasi muda bisa mewujudkan masa depan yang lebih baik.

“Pemuda memiliki tingkat adaptasi yang tinggi khususnya dalam penggunaan teknologi, pola pikir yang inovatif dan berani mengambil resiko yang diimbangi dengan management konflik yang baik, untuk itulah kenapa anak muda memiliki peran yang krusial dalam mewujudkan keadilan iklim di masa sekarang dan masa depan”, ujar Aji. (Rimba)

banner 325x300
error: Content is protected !!